Selasa, 27 Juli 2010

Ridho pada Allah, Islam dan Nabi Saw

Ridho pada Allah, Islam dan Nabi Saw

Pucang Gading - Semarang. Ahad, 22 Syab'ban 1428 - 24 Agustus 2008, siang lewat jam 13 tahtim majlis ta'lim fiqh yang diadakan di kawasan Pucang Jajar perumahan Pucang Gading dimulai dengan dipimpin oleh habib Hasan bin Abdurrahman bin Zain Aljufri. Untuk penutupan sementara ini, dibacakan maulid Diba'.

Majlis ini awalnya majlis ibu-ibu di sekitar sini, kata ustadz Zaid, lalu lama kelaman berkembang menjadi majlis umum, bapak-bapak pun hadir.

Diakhir acara, habib Hasan Aljufri menasehati agar kita senantiasa bersyukur kepada Allah Swt karena kita sudah dijadikan umat Islam, umatnya Nabi Muhammad Saw, tanpa kita pinta. Sebagaimana dikatakan bahwa kita adalah umat terbaik, sebaik-baiknya umat yang mengajak kepada kebaikan.

Manisnya merasakan iman adalah dengan kita ridho (menerima tanpa menggerutu) terhadap apapun ketentuan Allah Swt kepada kita, ridho kepada Allah Swt terhadap apa yang kita alami tanpa menyalahkan Allah Swt. Lalu kita ridho terhadap islam sebagai agama kita, ridho terhadap aturan-aturan islam tanpa menyalahkan aturan-aturan tersebut sebagai aturan yang ketinggalan jaman, aturan yang kuno. Islam tidak begitu, justru islam mengatur jaman, bukan jaman yang mengatur islam. Terakhir ridho terhadap nabi Muhammad Saw sebagai nabi kita, nabi terakhir, nabi awal pimpinan semua nabi dan rasul, ridho terhadap semua perintah nabi Muhammad Saw tanpa membantah dengan alasan sudah tidak sesuai dengan jaman. Kita taat kepada perintah nabi Muhammad Saw lewat kholaf, kholaf lewat salaf hingga bersambung kepada nabi Muhammad Saw.

Ramadhan berasal dari kata puncak dari musim panas yang mana berguguranlah daun di saat panas seperti ini. Diharapkan dengan puasa dsb itu dosa-dosa kita berguguran seperti bergugurannya dedaunan, gugur dan berganti menjadi amal-amal yang jauh lebih indah dan suci di hari raya nanti seperti bayi bersih dari dosa. Ada dua hal nikmat bagi orang yang berpuasa, yaitu nikmat saat dia berbuka dan nikmat di saat dia bertemu dengan Allah Swt nanti.

Kalau kita tidak bisa menambah pahala kita di bulan Ramadhan nanti maka jangan menambah dosa kita! Kalau bisa menghindari maksiat tanpa bisa menambah amal maka tambahkan di kemudian hari dengan sedikit amal lalu pelan-pelan ditambah lagi. Dan jangan melakukan hal yang bisa menghilangkan pahala puasa yaitu :
1. Ghibah
2. Namimah
3. Sumpah palsu
4. Melihat dengan syahwat

Semoga kita ditakdirkan oleh Allah Swt agar sampai di bulan Ramadhan, semoga kita ditakdirkan diakhirkan oleh Allah Swt dengan khusnul khotimah, semoga Allah Swt mentakdirkan kkeluarga dan keturunan kita kelak menjadi orang-orang yang sholeh sholehah, ahlul kher, ahlul ilmu, ahlul ibadah, ahlul amal, ahlul da'wah, dikumpulkan dengan kaum yang baik dan dengan nabi Muhammad Saw. Amin.

0 comments:

Posting Komentar

 

Ka'bah Night | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id