Habib Munzir Al Musawwa tentang konsep taqlid yang sebenarnya
taqlid adalah mengikuti perbuatan seseorang / guru tanpa mengetahui dalilnya, sedangkan yg saya (Habib Munzir Al Musawwa) sampaikan di forum ini, selalu mencantumkan dalilnya, maka itu bukan taqlid.
dan pada dasarnya, taqlid pada ulama yg shalih adalah lebih kuat dari dalil yg kita fahami, karena bisa saja kita berbuat dg batas pemahaman kita yg rendah, padahal guru itu lebih dalam dan luas ilmunya yg belum kita ketahui dalilnya, namun kita tak mau mengikutinya karena terjebak pemahaman : belum kutemukan dalilnya.
justru ini menjebak kita pada kejahilan kita tanpa bisa mencapai kesempurnaan amal, tentunya lebih baik beramal dg mengikuti/taqlid pada ulama yg mumpuni dalam syariah dan shalih, walau tak tahu dalilnya, karena kita tahu ia lebih alim dari kita, dan kita tahu dia shalih bukan penipu, dan kita tahu ia selalu berusaha berjalan dalam sunnah.
para sahabatpun bertaqlid pada Rasul saw tanpa menanyakan dalilnya, dan sebagian sahabat bertaqlid pada sahabat lain tanpa menanyakan dalilnya, ada yg sempat menanyakan dalilnya ada yg tidak, misalnya ucapan sahabat/tabiin : aku melihat ibn umar berbuat demikian, atau aku melihat Utsman bin Affan ra melakukannya demikian, ini semua taqlid, tanpa mereka menanyakan dalilnya,
taqlid semacam ini bukan taqlid buta, tapi hal yg lebih kuat dari dalil yg kita ketahui, karena yg dimaksud taqlid buta adalah ikut2an sembarang orang yg tak jelas ilmunya dan keshalihannya, seperti para wahabi yg bertaqlid kpd ibn abdul wahhab yg bertentangan dg jumhur (mayortias) seluruh madzhab, seluruh madzhab bertawassul namun ibn abdulwahhab menentangnya, seluruh madzhab memuliakan kuburan nabi dan shalihin namun ibn abdul wahhab menentangnya, maka mereka itulah yg taqlid buta, kita bertaqlid dg guru yg berjalan dalam sunnah, dan bukan hanya taqlid jika anda membaca di forum ini, tapi disertai dalil penjelasnya.
MP3 ini aslinya VCD yang saya telah saya ubah agar dapat di dengarkan di HP. Dibawakan Oleh Al Fata. Saya sendiri tidak tahu detail, karena album ini dikirimi oleh seorang teman yang tinggal di Kalimantan Selatan. Saya merekomendasikan untuk Anda download semua file-file dibawah ini.
Wa-Qoddliradzi-Allahu-Anhu
Ya_Rabbi_Bil_Mustafa
Untuk teks Qasidah diatas, insya allah akan saya upload disini, nunggu saya scan dulu.
Abu dzarr Al Ghiffarri Ra di riwayatkan di dalam Sirah Ibn Hisam, keledainya sudah tua dan lemah, akhirnya lambat, akhirnya dia turun membawa barangnya dia panggul, dia jalan kaki sendiri menelusuri jalan untuk mengikuti pasukannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat Rasul Istirahat.
"ya Rasulullah ada orang berjalan kaki bawa barang – barangnya", Rasul berkata "Pasti Abu dzarr..!, betul saja, Rasul bersabda : "kemuliaan dan kasih sayang Allah dan Rahmatnya semoga untuk Abu dzarr, Dia jalan datang sendirian menyusul kita, nanti wafatnya sendiri dan nanti akan di bangkitkan di hari kiamatpun sendiri, oleh Allah di muliakan.
Maka periwayat Hadits ini, yaitu Sayyidina Abdullah bin Mas'ud Ra, jauh setelah wafatnya Rasul shallallahu 'alaihi wasallam ia melihat Abu dzarr ra, saat berjalan menuju Madinah menuju Iraq, maka ia melihat di satu tempat terbujur jenazah, terus ada seorang anak kecil berdiri di tengah jalan bersama wanita, di pinggir jalan
"ini jenazah siapa menghalangi jalan, hampir saja terinjak oleh kudaku" kata Abdullah bin Mas'ud ra "aku mau buru – buru ke Madinah" Lalu anak itu berkata "ini ayahku Abu dzarr ia wasiat katanya kalau ia wafat , tolong di tutup tubuhnya lalu palangkan di jalan, nanti ada orang dari sahabatku yang akan menemuiku, orang pertama yang menemui jenazahku, kasih tahu aku adalah Abu dzarr minta di makamkan dengan pemakaman yang layak "
Maka menangis Abdullah bin Mashud Ra
Ia berkata "ini ucapan Rasulullah di perang Tabuk, ia datang sendiri, wafat sendiri dan di bangkitkan kelak sendiri dengan Allah subhanahu wata'ala"
0 comments:
Posting Komentar